Repository Institusi
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang penerapan repository institusi sebagai preservasi digital di perguruan tinggi dan perkembangannya di perpustakaan perguruan tinggi menurut beberapa ahli yang berkecimpung di bidang kepustakawanan.
Repository institusi
menurut Hasugian (2012:1) secara sederhana adalah tempat penyimpanan. Dalam
konteks kepustakawanan repository adalah suatu tempat dimana dokumen, informasi
atau data disimpan, dipelihara dan digunakan.
Sedangkan menurut
Pendit (2008:137) istilah repository institusi atau simpan kelembagaan merujuk
ke sebuah kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan
hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu.
Menurut Clifford
(2003:2) repository institusi adalah perubahan manajemen teknologi, dan migrasi
konten digital dari satu set teknologi ke depan sebagai bagian dari komitmen
organisasi untuk menyediakan layanan repository.
Dari pengertian
tentang repository institusi yang diberikan oleh para ahli diatas dapat di
tarik benang merah tentang repository institusi yaitu pelestarian konten yang
ada di perpustakaan ke konten digital. Tentu saja untuk melestarikan koleksi
bentuk digital perpustakaan perguruan tinggi harus menyediakan beberapa sarana
dan prasarana yang mendukung untuk alih media koleksi tercetak ke bentuk
digital seperti scanner, webhosting atau server dengan IP public sehingga dapat
di akses dengan mudah oleh sivitas akademika perguruan tinggi.
Dokumen Yang Dikelola Repository Institusi
Dokumen
yang dikelola oleh repository institusi menurt Hasugian (2012:1) adalah dokumen
literature kelabu (grey literature) yang
dapat berupa dokumen dokumen yang khas, buku-buku yang jarang didapatkan di
pasar buku, dan juga dokumen yang dihasilkan oleh institusi atau lembaga
pemerintah dan sebagainya, sehingga ada yang menyebutnya local content.
Sedangkan menurut Pendit (2008:144)
cakupan yang disimpan dalam repository institusi tidak dibatasi hanya pada
e-print dari artikel untuk jurnal ilmiah. Ada yang mengusulkan agar literature
abu-abu (grey literature), bahan
ajar, arsip, administrative, dan data untuk penelitian ikut dimasukan kedalam
repository institusi.
Dalam perkembangan repository
institusi dokumen yang dikelola dan akan dimasukan ke repository institusi juga
bervariasi apakah hanya local conten
literature kelabu berbentuk teks yang dialihmediakan saja yang dimasukan ke
dalam repository institusi atau konten
digital seperti audio, video, format gambar juga ikut dimasukan ke repository
institusi? Tentu saja semua bergantung kepada kebijakan suatu institusi dan
visi misi yang diemban oleh institusi perguruan tinggi tersebut. Penulis
membandingkan dengan repository institusi yang ada di Perguruan Tinggi Negri di
Yogyakarta dan sebagai pembanding adalah repository institusi milik Universitas
Sumatra Utara. Berikut ini beberapa
contoh repository institusi :
1. UGM
Repository institusi yang dipunyai UGM
beralamat di http://repository.ugm.ac.id/ dan http://etd.ugm.ac.id
(akses laporan penelitian). Repository UGM mash terpisah dan belum terintegrasi
menjadi satu dan sedang menuju proses integrasi. Repository UGM barusaja dibuat
yaitu tahun 2013 tentu saja masih kalah dengan UIN Sunan Kalijaga dan UNY dalam
hal banyaknya konten digital.
Yang disimpan dalam repository institusi UGM
Antara lain :
Article (17606)
Book Section (41)
Conference or Workshop Item (448)
Book (37)
Thesis (52630)
Video (1)
Teaching Resource (3)
Other (33)
2. UNY
Repository institusi yang dipunyai UNY
beralamat di http://eprints.uny.ac.id/
berisikan dokumen karya ilmiah skripsi,
penelitian, tesis, gambar, video, audio
3. UIN
Sunan Kalijaga
Repository institusi yang dipunyai UIN Sunan
Kalijaga beralamat di http://digilib.uin-suka.ac.id/
berisikan dokumen skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, laporan PPL (Praktik Pengenalan Lapangan), KKP
(Kuliah Kerja Praktik), dan KKL (Kuliah Kerja Lapangan)
4. ISI
Yogyakarta
5. Repository
institusi yang dipunyai ISI Yogyakarta beralamat di http://digilib.isi.ac.id/
berisikan dokumen video, tugas akhir mahiswa, dan gambar
6. Universitas
Sumatra Utara (USU)
Repository institusi yang dipunyai Universitas
Sumatra Utara (USU) beralamat di http://repository.usu.ac.id/
berisikan dokumen Guide Books (GB) [84], Lecture Papers (LP) [2235], Master
Theses (MT) [6704], PhD Dissertations (PD) [151], Student Papers (SP) [29285],
USU e-Archives (UA) [150], USU e-Journals (UJ) [1582]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa koleksi yang dimiliki oleh masing-masing institusi berisi tentang konten
lokal yang dimikiki oleh perpustakaan untuk mendukung preservasi digital.
Perkembangan Repository institusi
A.
Paradigma
Open Akses
Clifford (2003:9) memberikan definisi
tentang open akses yaitu open akses di jalankan tanpa bingkai hukum yang
berkaitan dengan hak cipta. Hak cipta melekat pada karya yang dibuat oleh
penulis.
Hampir sependapat dengan pendapat di atas
Jonner Hasugian juga berpendapat bahwa hak cipta melekat pada penulis naskah.
Jadi yang bertanggung jawab atas naskah adalah penulis, bukan lembaga yang
menerbitkan naskah / karya ilmiah tersebut, batasan yang tidak boleh di unggah
di repository institusi jika karya ilmiah tersebut berkaitan dengan rahasia
perusahaan atau berkaitan dengan hak cipta. (wawancara tanggal 29 Oktober 2014
di Hotel Menara Peninsula dalam acara pemilihan tenaga pendidik dan
kependidikan DIKTI 2014).
Perkembangan tentang open akses saat ini
adalah ada kesan open tetapi tidak open misalnya sebuah intitusi tidak membuka
seluruh karya yang di unggah dalam repository institusi hanya beberapa yang di
unggah di repository institusinya. Memang untuk membuka seluruh karya tulis
ilmiah di perlukan pertimbangan-pertimbangan salah satunya adalah kebijakan
atau payung hukum yang berkaitan dengan unggah karya ilmiah ke repository
institusi. Dalam wawancara dengan jonner hasugian, beliau mengungkapkan keberanian
USU untuk membuka seluruh laporan penelitian yang disimpan di perpustakaan
yaitu adanya payung hukum atau aturan dari Universitas selain ada aturan
tersebut juga ada surat pernyataan yang di buat oleh penulis karya ilmiah
tentang kesediaan seluruh karya ilmiah nya di unggah ke repository institusi.
Dengan adanya payung hukum dan pernyataan dari penulis maka perpustakaan
mempunyai payung hukum yang kuat untuk mengunggah seluruh karya ilmiah sivitas
akademika dengan batasan yang tidak berkaitan dengan rahasia perusahaan dan hak
cipta.
B. Repository institusi di USU dan Perguruan
Tinggi Negri di Yogyakarta
Kebijakan akses terhadap koleksi
repository menurut Hasugian (2012 :7) kebijakan akses repository institusi
harus di pertimbangkan dengan cermat, apakah koleksi repository dapat di akses
secara terbuka (open akses)? Apakah hanya menyediakan akses terbatas?. Hal ini
semua tentu saja memerlukan pertimbangan sesuai dengan kebijakan perguruan
tinggi setempat. Dalam makalah ini penulis mengambil contoh dari repository
institusi yang ada di USU dan Perguruan Tinggi Negri di Yogyakarta tentang
kebijakan akses repository institusi.
a. UGM
Repository institusi UGM yang beralamat
di http://etd.ugm.ac.id mempunyai kebijakan akses yang terbatas
hal ini dapat dilihat dari koleksi yang di upload di repository institusi pengunjung hanya bisa mengakses laporan
penelitian terbatas pada :
1. judul
2. abstract
3. daftar isi
4. Pendahuluan
5. Kesimpulan
Sedangkan untuk mengakses full teks
pengunjung dapat membaca di Ruang
Tesis/Disertasi Perpustakaan UGM lantai satu.
b. UNY
Repository institusi UNY yang beralamat
di http://eprints.uny.ac.id/ mempunyai kebijakan akses yang terbatas hal
ini dapat dilihat dari koleksi yang di upload di repository institusi pengunjung hanya bisa mengakses laporan
penelitian terbatas pada Intisari dan Abstrak. Sedangkan untuk mengakses full
teks pengunjung dapat membaca di Ruang koleksi
digital UPT Perpustakaan UNY lantai 3.
c. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Repository institusi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang beralamat di http://digilib.uin-suka.ac.id/ mempunyai
kebijakan akses yang terbatas hal ini dapat dilihat dari koleksi yang di upload
di repository institusi pengunjung hanya
bisa mengakses laporan penelitian terbatas pada BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.
Sedangkan untuk mengakses full teks pengunjung dapat membaca di Ruang Repository dan harus mempunyai surat
pernyataan dari pembimbing skripsi/tesis/disertasi supaya bisa membaca full
teks.
d. ISI Yogyakarta
Repository institusi ISI Yogyakarta yang
beralamat di http://digilib.isi.ac.id/ mempunyai kebijakan akses yang terbatas hal
ini dapat dilihat dari koleksi yang di upload di repository institusi pengunjung hanya bisa mengakses laporan
penelitian terbatas pada BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA, Sedangkan bab lain tertera
staff only tetapi bisa di download. Untuk akses full teks pengunjung dapat
membaca di Perpustakan ISI Yogyakarta.
e. USU
Repository institusi ISI Yogyakarta yang
beralamat di http://repository.usu.ac.id/ mempunyai kebijakan akses full teks
kecuali naskah yang berkaitan dengan rahasia perusahaan dan hak cipta.
Pengunjung yang ingin mengkase full teks diharuskan mendaftar terlebih dahulu
di http://repository.usu.ac.id/register.
Setelah mendaftar Anda bisa mengkases full teks artikel atau laporan penelitian
yang ada di repository USU.
Daftar Bacaan
Pendit, Putu
Laxman.(2008). Perpustakaan Digital A
sampai Z. Jakarta: Karya Ciptaaksara.
Lynch, C. (2003).
Institutional Repositories: Essential infrastructure for scholarship in the digital
age, ARL Bimonthly Report, No. 226. http://www.arl.org/resources/pubs/br/br226/br226ir.shtml. Diakses pada tanggal 20
Desember 2014 pukul 19.00
Hasugian, Jonner
(2012). Internal Repository pada Perguruan Tinggi Internal Repository pada
Perguruan Tinggi. Usu Institutional Repository. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39750 diakases pada tanggal
1 Januari 2015 pukul 18.00
Saya senang berkunjung di blog ini. Semoga sukses.
BalasHapus